Kesan-Kesan dari DNA Power Up Session
Dalam sebuah perusahaan pasti terdiri dari berbagai divisi yang berbeda. Masing-masing divisi punya tugas dan fungsi yang beragam, samahalnya dengan individu yang terdapat didalamnya. Ketika bekerja sebagai sebuah tim, kita bekerja dengan tujuan yang sama pada waktu yang bersamaan. Semua proses kerja yang dilakukan menjadi lebih efisien karena semuanya dilakukan dalam waktu yang bersamaan sesuai dengan kompetensi anggota kelompok masing-masing.
Untuk mewujudkan tujuan perusahaan, baik antar individu maupun antar tim, harus bekerja sama atau kolaborasi. Kolaborasi tersebut haruslah dijalankan bersamaan dengan adanya rasa percaya antar anggota tim. Secara sederhana, sebuah tim hebat tumbuh dengan kepercayaan, nah di sinilah tantangannya. Memang terkadang sulit untuk memastikan kalau setiap orang dalam tim memiliki rasa percaya kepada teman satu timnya.
Dengan menjadikan kepercayaan sebagai jembatan penghubung antar anggota tim, bisnis akan berkembang karena ada kolaborasi yang baik. Ketika tim memiliki rasa percaya dalam berkolaborasi maka kinerja tim meroket.

Nah, apakah pernah terbayang apabila berkolaborasi tanpa kepercayaan didalamnya? Untuk menjawab hal ini, Home Credit Indonesia mengadakan webinar DNA Power-UP yang bertemakan tentang kepercayaan dan Kolaborasi Lintas Fungsi bersama dengan Yosh Futura Rinaldy (Direktur PT EmbedInfo Technologies Indonesia /EIT); Angga Pratama (Kepala IT Program Management & Agility, PT BFI Finance Indonesia Tbk) & Hanin Bagus Kusuma (Agile Coach, PT BFI Finance Indonesia Tbk).
Lalu, bagaimana sih cara membangun kolaborasi tim yang baik? Yuk simak 5 tips efektif untuk membangun kepercayaan antar anggota tim yang dirangkum dari webinar DNA Power-UP:
1. Gunakan Kerangka PREP yang bisa membantumu dalam berkomunikasi dengan tim.

Jadi PREP adalah suatu kerangka pembicaraan yang bisa digunakan apabila ingin melakukan komunikasi didalam tim. Pertama adalah P yaitu Poin. Di sini, kamu bisa sampaikan Poin kamu dengan jelas. Selanjutnya, R adalah Reason / Alasan alias jelaskan alasanmu ke anggota tim. Kemudian, E adalah Example atau contoh artinya berikan contohnya. Terakhir Poin artinya jangan lupa beri poin-poin penutup untuk berkomunikasi yang efektif.
Metode PREP ini dapat diterapkan Ketika kamu menjelaskan poin dalam sebuah presentasi, saat menghadapi sebuah penjelasan dalam rapat tim, panggilan konferensi atau komunikasi tertulis seperti email atau laporan.
Contoh penerapannya dalam rapat di kantor , misalnya ketika kamu ingin meyakinkan bos kamu untuk melanjutkan proyek pembangunan kafe, maka kamu dapat menyampaikan pesan presentasi dengan formula PREP.
Pertama, kamu dapat menyampaikan point: “Kami merekomendasikan untuk melanjutkan proyek pembangunan kafe”.
Kedua, kamu menyampaikan alasannya: “Kami telah meninjau semua rencana, dan kami memiliki semua sumber daya yang diperlukan untuk memulai proyek pembangunan kafe”.
Ketiga, kamu dapat memberikan penjelasan, elaborasi atau contoh: “Anggaran telah diperoleh, orang yang tepat dapat dipekerjakan, dan material yang diperlukan untuk membangun kafe juga bisa segera dikirim”.
Terakhir, kamu dapat menyampaikan kembali point awal: “Oleh karena itu, berdasarkan pertimbangan ini, kami merekomendasikan untuk melanjutkan proyek pembangunan kafe”.
Jika belum diterapkan memang terlihat agak sedikit rumit namun kalau sudah mulai terbiasa pasti komunikasi dengan siapapun bisa lebih lancar.
2. Gunakan 360 feedback untuk dapatkan umpan balik tentang kapabilitas orang.

Pemberian 360o feedback ini bermanfaat untuk memahami umpan balik dari orang-orang yang bekerja denganmu. Ini juga berguna untuk tim mu / refleksi diri serta perbaikan secara berkelanjutan.
Manfaatnya dengan penerapan 360 feedback ini dapat meningkatkan kompetensi organisasi karena mempermudah dalam melihat posisi organisasi untuk menghadapi tantangan baru. Selain itu juga dapat meningkatkan kesadaran karyawan untuk berprestasi dalam pekerjaannya.
Misalnya untuk mengevaluasi kompetensi karyawan di tempat kerja dapat ditanyakan beberapa hal berikut:
- Apakah karyawan ini berkomunikasi dengan pelanggan?
- Apakah karyawan ini berkomunikasi dengan rekan kerja secara baik?
- Apakah karyawan ini bertindak secara profesional?
- Apakah kamu yakin karyawan ini jujur dan dapat dipercaya?
Dapat disimpulkan bahwa 360o feedback adalah metode atau alat evaluasi menyeluruh dimana setiap karyawan memiliki kesempatan untuk menerima umpan balik kinerja dari karyawan, rekan sesama, atasan, bawahan, bahkan konsumen.
3. Investasikan waktumu dalam sesi pertemuan satu lawan satu (one-on-one) untuk mendengarkan dan mendapatkan umpan balik (feedback) dari tim mu.

Sikap peduli pada keberhasilan organisasi ditunjukkan dengan menginvestasikan waktu untuk saling memberikan umpan balik. Memberi dan menerima umpan balik terhadap kinerja seseorang masih dianggap remeh bagi sebagian besar orang. Umpan balik atau feedback diperlukan untuk membantu kedua belah pihak memahami, apakah pekerjaan yang dilakukan berhasil atau tidak.
Ada korelasi kuat antara pertukaran feedback dan keterlibatan anggota dalam tim. Tim akan terbiasa menyelesaikan masalah dengan cepat dan bersama-sama berbagi pengetahuan. Feedback akan membuat sebuah tim terbiasa berperan dalam pemberian solusi.
4. Cek lagi dengan tim, apakah tim mu telah tahu dan paham akan tujuan tim

Tujuan organisasi adalah fondasi. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tak akan bisa dijalankan dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi tiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas dan diingatkan secara berkala tujuan tersebut.
Setiap karyawan bisa berkembang dengan baik saat mereka memiliki gambaran yang lebih besar tentang sasaran dan tujuan perusahaan. Bisa dimulai dari tiap pemimpin perusahaan dengan secara rutin mengingatkan tiap anggotanya untuk dapat mencapai tujuan bersama.
5. Bangun kepercayaan dalam kolaborasi timmu.

Kepercayaan terdiri dari tiga poin kunci, yakni empati, logika dan ketulusan/keaslian. Orang-orang cenderung mempercayai kamu ketika mereka percaya bahwa mereka berinteraksi dengan diri kamu yang sebenarnya (keaslian), ketika mereka percaya pada penilaian dan kompetensi kamu (logika), dan ketika mereka merasa bahwa kamu peduli dengan mereka (empati).
Yuk coba kita ingat kembali, misalnya saat kamu kehilangan kepercayaan dari pemimpin atau pemimpin organisasimu kehilangan kepercayaan padamu. Dapatkah kamu menentukan poin kepercayaan mana yang hilang?
Mungkin kamu gagal untuk mengungkapkan tentang masalah yang penting bagi nilai-nilai kepercayaanmu (keaslian), mungkin pemimpinmu membuat keputusan dengan cepat tanpa cukup mempertimbangkan konsekuensinya (logika), atau pemimpinmu menyalahkan kegagalan tim hanya pada dirimu saja di rapat perusahaan (empati). Ketika kepercayaan hilang, maka dapat dicek kembali pada salah satu dari tiga poin kunci kepercayaan ini.
Nah sekarang kan udah ngerti banget nih kelima tips untuk meningkatkan kolaborasi di dalam tim. Mau dapet tips tentang cara semakin maju di tempat kerja? Yuk ikuti LinkedIn kita di mana kita sering berbagi tips-tips seputar karir dengan klik link ini.